Keluarga Minang Bagikan Nasi Bungkus untuk Korban Banjir

BAGIKAN NASI BUNGKUS: Persaudaraan Keluarga Minang Sapayung Basamo Balaraja, saat memberikan nasi bungkus kepada warga korban Banjir Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Minggu (7/2/2021).
BAGIKAN NASI BUNGKUS: Persaudaraan Keluarga Minang Sapayung Basamo Balaraja, saat memberikan nasi bungkus kepada warga korban Banjir Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Minggu (7/2/2021).

iNTANGERANG.COM; KRESEK — Persaudaraan Keluarga Minang Sapayung Basamo Balaraja, memberikan bantuan nasi bungkus untuk korban banjir di Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Minggu (7/2/21).

Luapan Sungai Cidurian yang melintas, melumpuhkan aktivitas rumah tangga seperti mandi dan memasak. Dalam kondisi ini, warga membutuhkan makanan baik untuk sarapan maupun makan siang dan juga makan malam.

Bacaan Lainnya

Ketua Persaudaraan Keluarga Minang Sapayung Basamo Balaraja, Martias mengajak, seluruh anggotanya terjun ke rumah-rumah warga menggunakan perahu karet. Bersama jajaran staf Desa Pasir Ampo membagikan nasi bungkus kepada warga yang sudah menanti.

“Walaupun sekedar nasi bungkus, kami berharap bisa sedikit meringankan warga. Apalagi warga yang terkena musibah banjir tidak bisa beraktivitas, sehingga mereka sangat berharap bantuan dari masyarakat,” kata Martias, yang didampingi Wakil Ketua Persaudaraan Keluarga Minang Sapayung Basamo Balaraja, Novi Hendri.

Lebih lanjut ia memaparkan, setelah melihat postingan foto di media sosial, ia dan rekan-rekan organisasi yang dikomandoinya merasa tergerak untuk membantu. Bahkan Kedepannya, bukan tidak mungkin akan memberikan bantuan yang sama, tentunya dengan jumlah yang lebih banyak.

Mewakili warga penerima bantuan, Sardana, Sekretaris Desa (Sekdes) Pasir Ampo menyatakan, terimakasih atas kepedulian dari Persaudaraan Keluarga Minang Sapayung Basamo Balaraja. Ia menjelaskan, banjir yang terjadi tersebut, telah merendam rumah-rumah warga. Namun demikian warga di lima kampung, di Desa Pasir Ampo tersebut tetap bertahan di rumah, tidak mengungsi.

“Ketinggian air berkisar 60 sentimeter hingga satu meter. Ada 210 jiwa di sini, warga tetap bertahan di dalam rumah,” kata Sardana.(dir/red)

Pos terkait