Hari Guru, Honor Non PNS Belum Layak

DISKUSI: Peringatan Hari Guru Nasional ke-76 tingkat Kota Serang, dengan menggelar diskusi public terbatas, di Hotel Dewija, Kota Serang, Kamis (25/11/2021).

SERANG Intangerang — Kesejahteraan guru honorer di Kota Serang masih memprihatinkan. Pendapatan mereka masih dibawah Upah Minimum Regional (UMR) Kota Serang. Padahal, hampir semua guru di Kota Serang sudah menyandang gelar Sarjana 1 (S1), yang mana biaya pendidikan perguruan tinggi tersebut tidak murah.

“Rata-rata guru itu S1. Pas kuliah saja rata-rata dibiayai sama orang tuanya Rp1 juta perbulan. Masa ketika ngajar jadi guru honornya Rp500 ribu,” ucap Ali Imron, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Serang,  saat menjadi pembicara Peringatan Hari Guru Nasional tingkat Kota Serang, di Hotel Dewija, Kota Serang, Kamis (25/11/2021).

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut Ali memaparkan, gaji guru non Pegawai Negeri Sipil (PNS) masih belum dapat mensejahterakan. Ali menjelaskan, jika dihitung sesuai dengan kebutuhan hidup saat ini, maka tidak akan ketemu rumusnya.

“Jadi kalau itung-itungan pake kalkulator,  sampai rusak kalkulatornya juga tidak akan ketemu,” ungkapnya.

Mana ada, tambahnya, dengan Rp500 ribu per bulan bisa hidup. Tetapi sambungnya, faktanya guru-guru bisa hidup, bahkan bisa mengajar dan bisa eksis.

Sementata itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang, Alpedi mengatakan, setiap tahun APBD Kota Serang dari 1,3 triliun, 20 sampai 30 persen dialokasikan ke Dindikbud Kota Serang.

“Jadi gaji guru non PNS diperoleh dari dana bos dan bantuan pemkot berupa kadedeh sebesar Rp 200 ribu per bulan,” katanya.

Dia berharap ada kewenangan dari pimpinan, sehingga penghasilan guru non PNS dapat meningkat.

“Saya berharap ada tambahan honor agar gurunya bahagia. Kalau kadedehnya dari Pemkot Rp 500 ribu per bulan saya bersyukur,” katanya. (Hendra/Mas)

Pos terkait