MI dan Bank Muamalat Dorong Pertumbuhan Ekonomi Syariah

WEBINAR: Suasana webinar Muamalat Institute bertema "Strengthening Exonomic Foundation and Resilience in Digitalization Era", kemarin.

TANGERANG INtangerang.com — Muamalat Institute, anak usaha PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, menggelar webinar bertema “Strengthening Economic Foundation and Resilience in Digitalization Era Selasa, (1/1/2022). Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia khususnya dalam aspek industri halal dan digitalisasi.

Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K. Permana mengatakan, saat ini Indonesia menduduki posisi ke-4 dalam indeks indikator ekonomi Islam global atau Global Islamic Economic Indicator (GIEI). Selain itu, Indonesia juga tercatat dalam enam sektor industri halal yaitu makanan halal (peringkat 4), keuangan syariah (peringkat 6),  wisata halal (peringkat 6), busana muslim (peringkat 3), farmasi dan kosmetik halal (peringkat 6) dan media-rekreasi halal (peringkat 5).

Potensi nilai industri halal diperkirakan akan terus mengalami peningkatan pada tahun 2022. Oleh karena itu, pelaku industri perlu pemahaman tentang regulasi ekonomi syariah dan kemampuan untuk melihat peluang dan potensi market tersebut.

“Resiliensi terhadap perkembangan teknologi di era digital menjadi modal untuk bangkit dan optimistis akan pemulihan ekonomi nasional, serta mendorong terwujudnya Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia. Alhamdulillah kini Bank Muamalat juga sudah bangkit dan akan ikut serta mendorong pertumbuhan ekosistem syariah,” ujarnya dalam keterangan tertulis, kemarin.

Menurut Permana, sebagai salah satu bentuk upaya Bank Muamalat dalam mendukung pertumbuhan ekonomi syariah dengan fokus pada segmen Islami, terutama haji dan umrah.

“InsyaAllah kami hadir dan akan terus bersinergi dengan berbagai stakeholder untuk melayani kebutuhan jamaah dan calon jamaah haji di Indonesia,” imbuhnya.

Direktur Eksekutif Muamalat Institute Anton Hendrianto mengatakan, sinergi kebijakan yang erat dan kinerja perekonomian pada tahun 2021 menjadi modal untuk bangkit dan optimistis akan pemulihan ekonomi Indonesia yang lebih baik pada tahun 2022.

Mengingat Indonesia memiliki banyak sumber daya yang memungkinkan untuk menjadi pusat ekonomi syariah dunia, termasuk sebagai negara dengan penduduk umat muslim terbanyak di dunia membuat Indonesia mempunyai pangsa pasar konsumen produk syariah yang besar sekaligus potensial melahirkan beragam inovasi produk.

“Webinar ini membahas mengenai bagaimana proyeksi ekonomi syariah, market dan teknologi 2022. Seberapa dalam dampak pandemi Covid-19 terhadap Ekonomi syariah di Indonesia. Bagaimana tren teknologi dan inovasi pada tahun 2022 dan bagaimana peran teknologi terkini (metaverse) terhadap pertumbuhan ekonomi dan industri halal di Indonesia,” kata Anton.

Webinar ini juga merupakan bentuk literasi kepada publik khususnya kepada klien Muamalat Institute (Bank Umum, BPD, BPRS, Asuransi, Multifinance, Koperasi dan Universitas) dan seluruh nasabah prioritas Bank Muamalat untuk bisa saling bersinergi membangun ekonomi syariah di Indonesia.

“Saya berharap, program ini dapat memberikan pemahaman kepada klien Muamalat Institute terkait sharia economic, market and technology outlook 2022,” pungkas Anton. (Ahd/mas)

Pos terkait