Peran Agama Sebagai Benteng Keimanan dalam Membangun Karakter Bangsa

Asip Suyadi S.H, M.H

Disusun Oleh : Asip Suyadi S.H, M.H

 

Bacaan Lainnya

Pendidikan karakter adalah usaha sengaja (sadar) untuk manusia memahami, peduli, dan melaksanakan nilai-nilai akhlak. Dengan kata lain pendidikan karakter harus dimaknai sebagai usaha yang sungguh-sungguh untuk memahami,membentuk, memupuk nilai-nilai akhlak (moral, etik), baik untuk diri sendiri maupun untuk semua warga masyarakat atau warga Negara secara keseluruhan.

Dalam konteks pendidikan agama, akhlak dalam arti luas tidak hanya ditujukan pada akhlak sesama manusia tetapi berakhlak dengan Allah SWT Tuhan yang maha Esa, Rasul, dan lingkungan dalam arti luas (termasuk makhluk hewan dan tumbuhan). Demikian indahnya karakter sesorang dalam umat beragama. Menurut para psikolog, beberapa nilai dasar karakter tersebut adalah cinta kepada Tuhan yang maha Esa dan ciptaan-Nya (alam dan isinya), tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, dan cinta persatuan dan kesatuan bangsa.

Masyarakat bangsa Indonesia adalah masyarakat yang dalam kontek sunnatullah (lihat QS. Ali Imran 112), berpegang pada komitmen keseimbangan antara tata hubungan vertikalnya, hablun minallah, dengan tata hubungan horizontalnya, hablun minannas. Dalam hubungan hablun minallah, bangsa Indonesia senantiasa mendasarkan rahmat dan ridha Allah Tuhan yang maha Esa, sebagai landasan moral perjuangan dan pembangunan bangsanya dituangkan dalam Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila.

Oleh karena itu ada nilai-nilai dasar yang telah menjadi kesepakatan bangsa ini sebagai landasan dan payung kehidupan bangsa dan negara yang harus kita pedomani bersama. Dalam hubungan hablun minannas, fakta sosial dan fakta sejarah menunjukkan bahwa masyarakat bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku, adat, bahasa dan agama yang tersebar luas dalam ribuan pulau. Keadaan ini jelas mengandung tantangan yang tidak ringan bagi upaya membangun karakter bangsanya.

Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, ditegaskan tentang cita-cita perjuangan meraih kemerdekaan, bahwa “Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”. Sementara, dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika, terkandung prinsip pengakuan terhadap keanekaan budaya, bahasa, adat, agama dan tradisi lokal yang tersebar dalam bentangan wilayah nusantara. Dalam prinsip ini sekaligus terkandung penegasan bahwa setiap usaha penyeragaman budaya bangsa Indonesia akan merusak karakter ke-Indonesiaan itu sendiri.

Berdasarkan pemahaman tentang karakter bangsa Indonesia seperti diuraikan di atas, maka dapat kita peroleh gambaran tentang betapa penting dan proporsionalnya topik bahasan ”Peran Pendidikan Agama Dalam Membangun Karakter Bangsa”, ini. Misi yang diemban Pendidikan Agama adalah mendidik manusia untuk menjadi insan yang beriman dan bertakwa sehingga muaranya adalah terciptanya situasi dan kondisi masyarakat yang sejahtera, masyarakat dalam kehidupan di alam semesta yang rahmatan lil alamin.

Namun, dalam konteks kehidupan masyarakat Indonesia yang sosialis-religius, pendidikan agama memiliki peran yang lebih spesifik sekaligus strategis karena beberapa hal. Secara epistemologis, Agama sangat menjunjung tinggi komitmen keilmuan yang menjadi sumber kemajuan suatu bangsa (QS Al-Maidah 11). Wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah perintah membaca, substansinya menggugah pentingnya ilmu pengetahuan (iqra’).

Pendidikan agama memiliki tanggungjawab besar untuk melahirkan manusia-manusia yang mampu mengemban amanah, ikut berpartisipasi menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkandung dalam alam semesta ini (QS Ali Imran 190) bagi kesejateraan umat (rahmatan lil’aalamiin). Dalam Agama, relasi agama dan ilmu pengetahuan sangat berdekatan dan bahkan tidak bisa dipisahkan.

Secara sosiologis, dengan kondisi masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama, maka pendidikan agama memiliki tanggungjawab lebih untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan negeri ini. Kemajuan berlandaskan spirit of Agama yang mendorong pemeluknya selalu menempa diri agar berguna bagi masyarakat luas karena etosnya sebagai manusia yang senantiasa bekerja keras, sekaligus bekerja cerdas dan bekerja ikhlas. Agama mendorong umatnya menjadi manusia yang kreatif, inovatif, responsif dan prospektif, yang kesemuanya itu harus tetap dalam koridor bingkai ketakwaan dan mencari ridha Allah Tuhan yang maha Esa (QS. Al-Hasya 18).

Dalam semangatnya yang demikian maka pendidikan agama ikut bertanggung jawab membangun jiwa optimistis umat, karena memang tidak boleh terjadi adanya kegamangan spiritual. Dalam hal ini saya yakin melalui karya pengabdian masyarakatnya selama ini, sumbangsih pendidikan agama telah dirasakan oleh masyarakat dan negara.

Namun seiring berkembangnya tantangan yang dihadapi, semakin luas juga tuntutan untuk berbuat dengan segala inovasinya. secara historis, Agama telah memberi sumbangsih besar bagi peradaban dunia. Sebagaimana kita maklumi, pada milenium pertama, di dunia Agama bermunculan tokoh-tokoh muslim dan lainnya dan filosof muslim sebagai ikon kemajuan peradaban Agama,, saat itu yang diakui oleh dunia sampai saat ini.

Pendidikan agama sebagai kawah pengembangan intelektualitas, memiliki peran penting untuk mengembalikan kejayaan peradaban dan pendidikan Agama dengan melahirkan kembali sosok-sosok intelektual muslim yang memiliki integritas secara intelektual, moral, dan spiritual. Baik melalui komitmen keilmuan maupun komitmen kebangsaannya secara sosio-historis, Agama yang ada di Indonesia menjadi ikon bagi munculnya Negara Bangsa (nation state).

Umat beragama memberikan sumbangsih yang sangat bernilai atas berdiri dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dalam hal ini umat beragama Indonesia menghendaki Indonesia sebagai negara bangsa (nation state) bukan negara agama (teokrasi). Pendidikan agama memiliki peran strategis untuk mengawal dan merawat pengorbanan para pendiri Republik, yang terdiri dari para tokoh-tokoh keagamaan melalui penguatan nilai-nilai kebangsaan sebagai identitas sekaligus karakter bagi masyarakat.

Peran yang dijalankan umat beragama Indonesia sejak sebelum kemerdekaan merupakan wujud kecintaan pada negara dan bangsa. Karena itu, karakter kebangsaan bagi umat beragama Indonesia sesungguhnya merupakan sisi lain dari satu mata uang karakter yang mencerminkan nilai-nilai keagamaan. Pendidikan agama tentunya juga mempunyai peranan penting dalam transformasi nilai-nilai ajaran Agama yang menyejukkan dan membangun semangat optimistis, bukan menyebar ketakutan ataupun semangat pesimistis.

Karena nilai-nilai ajaran keagamaan adalah menjanjikan ketenangan dan kedamaian. Pendidikan agama juga berperan dalam mencegah dan mengatasi konflik yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, terlebih konflik yang terjadi antar umat beragama itu sendiri. (*)

Penulis Adalah Dosen Universitas Pamulang

Pos terkait